Senin, 25 Januari 2016

Routing Selection

Rute jalur pipa minyak dan gas merupakan aspek penting dalam Pipeline Engineering. Rute tersebut akan menentukan ukuran (properti) pipa dan analisis tanah yang akan dilakukan. Jalur yang diinginkan tentu yang terpendek agar pipa yang digunakan tidak terlalu banyak/panjang. Namun, apakah paling pendek berarti paling baik?
Menentukan rute yang optimum tidak hanya memerlukan ilmu geoteknik, melainkan kordinasi antara pemilik, engineer, regulator, pemilik tanah, kontraktor, dan stakeholder serta pihak-pihak lain yang terkait. Sebuah tim perlu dibentuk untuk memulai pemilihan rute pipeline.
Biasanya dibentuk suatu tim dalam perencanaan pemilihan rute ini. Isi grup tersebut antara lain project engineer, design engineer, dan perwakilan dari tiap komponen yang akan terpengaruh oleh pemilihan rute pipeline. Dengan melibatkan komponen-komponen tersebut, maka setiap orang dapat kesempatan untuk mengidentifikasi masalah yang mengganggu mereka dan membahas solusinya bersama-sama. Hal ini sangat baik untuk dilakukan agar tidak perlu ada ­pipeline re-routing suatu saat nanti akibat complain dari pihak tertentu, karena re-routing membutuhkan
Pada tahap persiapan (pra-proyek), tim akan mencari informasi dasar mengenai hal-hal yang dianggap perlu dalam keberjalan proyek. Informasi tersebut, diantaranya:
  • Foto udara terkini.
  • Informasi pemilik lahan.
  • Pipeline eksisting dan utilitas lainnya yang akan dilintasi rute pipeline.
  • Jalanan, rel kereta api, dan perpotongan dengan perairan (water crossings).
  • Kepemilikan warga/masyarakat/suku setempat.
  • Properti lingkungan yang bersifat sensitive.
Terdapat beberapa rule of thumb dalam pemilihan rute pipeline, yaitu:
  • Jalur terpendek dan lurus adalah yang paling ideal, karena paling minim dalam material, ppressure losses, dan resiko instalasi.
  • Yang termudah untuk diinstalasi.
  • Yang paling aman dan paling minim resiko dan
  • Yang paling murah.
Untuk pipa bawah laut, jalur pipeline yang lurus hampir tidak mungkin terjadi, karena:
  • Kondisi seabed yang tidak rata.
  • Fasilitas eksisting.
  • Kepentingan pihak lain.
  • Perpotongan dengan pantai.
  • Keterbatasan saat instalasi.
  • Pertimbangan lingkungan.
Secara umum, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan rute pipeline:
  • Keselamatan public.
  • Pipeline integrity.
  • Konsekuensi bila terjadi kebocoran fluida.
  • Sosial dan ekonomi.
  • Kondisi teknis tanah pada lokasi.
  • Kemudahan saat konstruksi pipeline.
  • Kepemilikan tanah.
  • Regulasi yang berlaku.
Secara khusus, hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan rute pipa bawah laut:
  • Kedalaman perairan. Sebisa mungkin hindari perairan yang terlalu dangkal atau terlalu dalam.
  • Kondisi seabed.
  • Fasilitas eksisting, seperti platform, riser, crossing dengan pipeline dan kabel bawah laut, jarak antarpipeline, struktur bawah laut, wellhead, dan struktur peindung pantai.
  • Pihak ketiga, seperi area latihan bawah laut, area memancing, area pembuangan limbah, jalur pelayaran, area cadangan mineral, situs arkeologi, keindahan alam, area militer, dan area rawan barang jatuh.
  • Perpotongan dengan pantai, karena akan memengaruhi lingkungan, kepentingan sosial (nelayan, pekerja/penggali mutiara), zona penggunaan lahan, dan mobilitas di pantai.
  • Hambatan saat instalasi, seperti metode yang digunakan, curvature minimum, pola anchor vessel, dan toleransi saat penggelaran.
  • Pengembangan dan aktivitas lepas pantai di masa yang akan datang.
Berikut adalah beberapa contoh pemilihan rute pipeline di dunia.
Di Amerika Utara, pemilihan rute pipeline dipengaruhi oleh regulasi pada tingkat local,state, dan federal, dan digunakan dalam menemukan rute yang memiliki impact paling minim terhadap lingkungan dan artefak arkeologis, serta kepentingan pemilik lahan.
Di daerah artik seperti di Siberia, kondisi tanah merupakan factor yang penting untuk dipertimbangkan karena mayoritas tanah tertutup oleh es/membeku (permafrost). Pipeline harus ditopang oleh support. Kedalaman permafrost menentukan design support yang digunakan.
Di daerah pegunungan seperti di Turki, factor geoteknik menjadi sangat signifikan dalam pemilihan rute pipeline. Begitu pula dengan pertimbangan lingkungan dan kepemilikan tanah. Pemilihan rute tidak boleh pada lokasi yang rawan longsor.
Sumber:

George Gilbert Mattew
Student ID. 155 12 061
Course: KL4220 Subsea Pipeline
Prof. Ir. Ricky Lukman Tawekal, MSE, Ph. D./ Eko Charnius Ilman, ST, MT
Ocean Engineering Program, Institut Teknologi Bandung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar